Queer?

 

ILLUSTRATION "QUEER?",
BACKGROUND PHOTO COURTESY BY @30LLMM, VIA PINTEREST

Pengaruh dan gerakan queer menjadi tontonan sehari-hari di masa kontemporer. Queer adalah individual atau kelompok yang mempunyai ketertarikan seksual atau hubungan romantis, tak terbatas dan bebas. Tak terpaut oleh segala kategori orientasi, seksual dan jenis kelamin, gender individual. Lesbian, gay, biseksual and transgender adalah mereka yang bersuara untuk kemerdekaan seksual minoritas di atas pijakan mayoritas. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang menolak keras queer dan LGBT, terutama di kalangan masyarakat sipil dengan segala nilai nasionalis, agamis dan kulturis. Adapun bagi masyarakat muslim melihat fenomena queer bak kisah perseteruan nabi Zakaria dengan kaum homo yang berakhir nista. Sebelum ada istilah queer, masyarakat menggunakan sodomite untuk menyebut orang-orang yang berprilaku seksual secara menyimpang di dalam kehidupan manusia. Secara etimologis, kata sodomite atau sodom diambil dari teks dan ajaran keagamaan. Namun seiring perkembangan, kata sodom menjadi pernyataan sosial dan politik bagi mereka yang menyimpang dari ajaran mayoritas. Kata queer muncul dan berkembang luas di Amerika Serikat, sebuah kata ditujukan dari kaum pembenci homo kepada mereka kaum homo dengan tujuan menghina dan mengujarkan kebencian. Kata faggot dan sissy merupakan kata lain yang serupa.

Pada tahun 1950-1980 merupakan periode aksi queer dalam menuntut hak-hak dan kebebasan berekspresi di berbagai penjuru negara, terutama negeri Paman Sam. Peristiwa Stonewall Riots adalah peristiwa aksi demonstrasi dengan kekerasan oleh para queer, memprotes penggerebekan polisi yang terjadi pada tanggal 28 Juni 1969 di Stonewall Inn, kawasan Greenwich Village, New York City. Aksi tersebut dianggap sebagai peristiwa paling penting, bersuara atas pembebasan kaum queer dan menjadi landasan perjuangan modern untuk hak-hak kaum LGBT di bermacam negara. Kaum queer dan LGBT di negara Indonesia, melakukan hal serupa. Mereka menuntut pihak kepolisian untuk menghukum dan memberhentikan aksi kekerasan terhadap komunitas LGBT di Indonesia. Beberapa aturan juga di protes, seperti UU Pornografi, PP No 54/2007, Perda Kota Padang No 9/2010, Perda Kabupaten Padang Pariaman No 2/2004 serta Perda Kabupaten Banjar No 10/2007.

 Menurut para ilmuwan, ketertarikan sesama jenis secara alamiah sudah ada dan berkembang dari zaman manusia purba. Ditemukan sebuah tengkorak pria berusia 5.000 tahun di pinggiran kota Praha, Republik Ceko. Dari penelitian yang dilakukan secara arkeolog dan palenteolog, dinyatakan bahwa pria tersebut merupakan pria gay pertama di dunia karena cara penguburan yang dilakukan serupa dengan wanita. Penemuan ini menjadi perdebatan dan kontroversial, banyak arkeolog, antropolog dan panteolog menolak pernyataan tersebut. Menurut seorang arkelog, Kristina Killgrove, cara penguburan jasad tidak mempresentasikan orientasi seksual atau homoseksual. Namun, perkembangan homoseksual masih memungkinkan bahwa telah terjadi sejak zaman purba. Manusia merupakan hewan yang berpikir, Al-Insanu hayawanun nathiq: ketika manusia tidak menggunakan akalnya maka ia sama saja seperti hewan. Apakah manusia berpikir ketika ia melakukan kegiatan penyimpangan seksual? Pada dasar akal, manusia berpikir antara dua kemungkinan: manusia merupakan makhluk superior nan sempurna di atas hewan, atau manusia merupakan makhluk evolusioner dari leluhurnya, hewan kera.

 Manusia purba membuat budaya dari kepercayaan pada masa itu. Hewan-hewan disembah dalam berbentuk totem, membentuk pengetahuan baru dari observasi lingkungan alam. Landasan dari kegiatan homoseksual kemungkinan besar ialah dari kegiatan perilaku hewan, bagaimana manusia purba melihat dan melakukan hal serupa karena rasa ingin tahu. Banyak hewan ternak dan hewan liar yang melakukan kawin sesama jenis, seperti kambing, domba, anjing, singa, gajah dan sebagainya. Seorang pakar neurologi, Simon Levay, berpandangan bahwa homoseksual menjadi umum dilingkungan hewan liar. Ketika sifat heterogen seksual masih mendominasi di komunitas suatu hewan, maka sifat dari homoseksual adalah temporal, begitu pun juga sebaliknya. Orientasi homoseksual eksklusif ditemukan pada beragam spesies binatang, salah satunya domba (Ovis aries). Menurut data, sekitar 10% domba jantan menolak berkawin dengan domba betina, tetapi siap mengawinkan dengan domba jantan lainnya.

Penelitian biologis menyimpulkan homoseksualitas sudah umum dilingkungan alam, namun dari perspektif lain tentu menolak keras. Manusia yang memiliki keistimewaan akal budi dari makhluk lainnya, diciptakan secara pasang, antara pria dan wanita. Adapun perilaku seks yang menyimpang beresiko 500 kali lipat dari perilaku seks normal, dapat menimbulkan mutasi atau evolusi penyakit baru dengan imunitas lebih kuat, lebih dari imunitas seorang birokrat. Selain itu, fenomena LGBTQ telah menghancurkan rantai biologis manusia, mengaburkan dimensi sosial dengan kebebasan pronunciation, identifkasi diri: “Aku seorang wanita didalam tubuh pria, dan aku mengidentifikasi diriku seorang non-binary, netralitas seks”. Alhasil kalimat tersebut dibalas dengan tombak alam: “peccatum contra naturam sunt gravissima, dosa melawan alam adalah yang terberat!”.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rendy Trendy

Mulut

Kursi dan Kuasa