Dia
![]() |
ILLUSTRATION "DIA", BACKGROUND PHOTO COURTESY BY ALTA I, VIA PINTEREST |
"Ah aku adalah sepertimu, lelaki muda. Lelaki yang menyukai wanita, wanita yang sama, menikmati tiga entitas yang sama. Namun, diriku lebih tinggi, lebih suci, lebih dekat dengan tiga entitas. Kau dibawahku, jauh dibawahku dan lebih baik kau mundur saja. Kembali ke dataran semula, di mana engkau belum mengenal wanita ini dan segala maha entitas. Engkau belum cukup tinggi untuk mendekati matahari, belum cukup tekad untuk menyucikan bulan dan belum cukup dekat untuk memandang jelas bintang-bintang".
Duka dan luka hadir, menyapa di hati yang sedang lemah. Menunjukkan sebuah benda yang menggenggam erat di benaknya, tampak tajam dan merajam perasaan ini. Tiga entitas, lima pedoman, satu tujuan, menjadikan kesuburan pada tanah rumput dan hutan. Kerakusan akan bersyukur pada suatu hari nanti, ketika cahaya menerjang kedua mataku, memperlihatkan ketenangan alam semesta, menimbulkan kesucian diri, menjatuhkan cinta atas nama diriku kepada engkau wanita. Perkataan awan hanyalah gumpalan air yang menguap, aku sudah bersyukur sebagaimana diriku. Arti diriku ialah sebagai pelayan kepada engkau, segala cinta dan hidup kuserahkan. Cinta ialah Tuhan, Tuhan ialah cinta. Tidak berwujud, dikuasai tabu angkasa: Aku, kamu, dia, kita dan mereka tak akan bisa melihat wujudnya. Tidak bisa terbayangkan, namun bisa terasakan. Jauh, namun dekat tiap nadi berdetak. Detaknya melambangkan kasih yang mengasah dan mangasihi.
Komentar
Posting Komentar